Selasa, 21 Juni 2011
Apakah Nabi muhammad wafat karna di "Racun"... cheki dot....!!!
Tuduhan meninggalnya Rasulullah SAW karena diracun sering dilakukan berdasarkan hadist ini :
Volume 5, Book 59, Number 713:
Narrated Ibn Abbas:Dikisahkan oleh Aisha : Rasulullah dalam keadaan sakit yang menyebabkan
kematiannya, biasa berkata, “O, Aisha. Aku masih merasakan sakit akibat
makanan yang aku makan di Khaibar dan saat ini, aku merasa seolah-olah
urat nadiku terputus akibat racun itu
Benarkah Rasulullah SAW meninggal akibat diracun oleh wanita Yahudi
seperti hadist diatas??? marilah kita bahas bersama-sama mengenai
riwayat perang khaibar dan wanita yahudi yang mencoba meracun
Rasullullah SAW tersebut
1. Mengenai Perang Khaibar
Dari Anas bin Malik ra., katanya : Rasulullah s.a.w. memasuki Khaibar pagi hari. Waktu itu mereka keluar kelapangan. Setelah mereka melihat beliau mereka berkata :”Muhammad dan tentara”. Lalu mereka segera menempati benteng mereka. Nabi s.a.w mengangkat kedua belah
tangannya dan berdoa : “Allahu Akbar”! Hancurlah Khaibar! Bila kami duduki lapangan suatu kaum, maka amat buruk pagi hari orang yang diberi peringatan (tetapi) tidak menurut.” (HR. Bukhari 1550)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya : Setelah Khaibar diduduki, ada orang yang menghadiahkan daging kambing yang beracun kepada Nabi saw. Lalu beliau bersabda :
Rasulullah SAW : “ Saya hendak bertanya kepadamu tentang satu hal ! Adakah kamu mau memberikan keterangan yang sebenarnya kepada saya!”.
Mereka menjawab : “Ya”
Nabi SAW bertanya kepada mereka :”Siapa ayahmu?”
mereka itu menjawab : ”Si Anu !”
Lalu beliau bersabda : ” kamu dusta, akan tetapi ayah kamu si “Anu”.
Mereka itu berkata : ”Benar Tuan!”
Beliau bertanya : ”Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan ?”
Mereka berkata : “Ya, hai Abu Qasim! Sekiranya kami berdusta, tuan ketahui dusta kami sebagaimana tuan ketahui tentang ayah kami”.
Beliau menanyakan kepada mereka : “Siapa ahli neraka”?”
Mereka itu menjawab : “Kami berada didalamnya dalam masa yang singkat, kemudian kamu gantikan kami didalamnya”.
Nabi saw lalu bersabda : ”Kamu akan tetap disika dalam neraka itu, demi Allah! Kami tidak akan pernah menggantikan kamu didalam neraka itu”.
Kemudian beliau bersabda lagi : “ Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan?”
Jawab mereka : “Ya, hai Abu Qasim!”
Beliau bertanya : “Adakah kamu isikan racun dalam daging kambing ini?”
Jawab mereka : ”Ya”.
Tanya beliau : “Apakah yang mendorong kamu berbuat demikian?”
Jawab mereka : ”Maksud kami ialah, kalau sekiranya tuan seorang pendusta, kami akan senang. Dan kalau sekiranya tuan seorang Nabi, racun itu tidak akan membahayakan tuan.” (HR. Bukhari 1412)
2. Pembuktian bahwa Rasulullah SAW tidak meninggal terkena racun tersebut.
* Perang Khaibar terjadi pada tahun 628 M (tahun ke 7 H) dan pada bulan February 629 M (Zul Qa’dah 7 H) Nabi dan kaum Muslimin melaksanakan Umratul Qadha’.
* Setelah perang Khaibar dapat ditaklukkan, Rasulullah menikah dengan Shafiyah binti Huyaiy bin Akhtab. Pada tahun yang sama.
* Bulan January 630 M (Ramadhan 8 H) Nabi Muhammad pun masih SEHAT WAL ‘AFIAT. Beliau membuka kota Makkah dan menghancurkan semua berhala-berhala yang ada disekitar Ka’bah. Peristiwa ini dikenal dengan “FATHUL MAKKAH”.
* 4 (Empat tahun) dari peristiwa Khaibar Rasulullah masih HIDUP!! Dan pada bulan maret 632 M, atau tepatnya Dzulhijjah 10 H) Rasulullah
melaksanakan Haji Wada’ bersama-sama dengan kira-kira 114.000,- orang kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji.
* Pada bulan Mei 632M, atau bulan safar 11 H, Rasulullah menyiapkan Tentara Usamah untuk pergi ke Negri Syam.
* Pada tgl 7 Juni 632 M atau pada hari senin12 Rabi’ul awal (bertepatan dengan hari kelahiran beliau) Nabi Muhammad wafat.
3. Meninggalnya Rasulullah SAW
Sebelum beliau wafat, Rasulullah tetap melaksanakan Dak’wah :
Dari Aisyah ra., katanya : “Ketika sakit Nabi bertambah berat, beliau meminta kepada semua istri beliau, supaya ia diizinkan selama sakit ia dirawat dirumahku, dan mereka semua mengizinkannya. Lalu Nabi pergi ke rumah Aisyah dipapah oleh dua orang laki-laki, sedangkan kedua belah kaki beliau tercecah menggaris tanah dinatara kedua orang laki-laki
itu, yaitu Abbas dan seorang lagi.”Kata Ubaidillah, “Cerita Aisyah itu kuceritakan kepada Abbas, lalu dia enanyakan kepadaku, tahukah engkau siapa laki-laki yang seorang lagi
itu?”
Jawabku, “Tidak!”
Katanya, “Dia adalah Ali”.
Selanjutnya Aisyah menceritakan juga, bahwa setelah nabi saw. berada dirumahnya, sedangkan sakit nabi bertambah keras juga, maka beliau bersabda, “Siramkanlah kepadaku tujuh girbag air yang masih utuh, mudah-mudahan aku segera dapat melaksanakan da’wah kembali kepada orang
banyak.”
Lalu Nabi didudukkan kedalam sebuah bak mandi terbuat dari kuningan, kepunyaan hafshah, istri nabi saw, kemudian beliau kami sirami dengan air yang disuruhkan Nabi, sampai beliau memberi isyarat kepada kami, ‘Sudah cukup.“Sesudah itu beliau pergi ke Mesjid menemui jamaah” (HR Bukhari 135)
Riwayat Menjelang wafatnya Nabi Muhammad saw
Suatu malam, setelah kembali ke Medinah, Nabi SAW bangun ditengah malam. Kemudian dia meminta pelayannya untuk menyiapkan pelana keledainya.
Segera kemudian Nabi SAW dengan pelayannya meninggalkan rumah menuju Baqi Al-Gharqad, kuburan kaum Muslim.
Didepan kuburan tersebut, seolah-olah bisa melihat para Syuhada yang dikubur, Nabi SAW pun berbicara dan berdoa untuk mereka.
Si pelayan, ‘Abd Allah’ kemudian melaporkan bahwa “Nabi Muhammad SAW mengatakan kepada saya bahwa Nabi SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk berdoa bagi yang meninggal dan bahwa saya harus pergi bersama dia”
Sesaat setelah berdoa, Nabi SAW berbalik dan memandang sang pelayan sambil berkata: “Saya mendapat pilihan antara memilih menjadi kaya raya dan mendapatkan semua kekayaan dunia, panjang umur dan kemudian masuk syorga, atau memilih menemui Allah SWT dan masuk syorga sekarang juga.
Si pelayan, Abd Allah, memohon dengan sangat agar Nabi SAW memilih yang pertama, yaitu panjang umur dengan kekayaan yang melimpah dan kemudian masuk syorga.
Tapi Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa dia telah memilih untuk menemui dan menghadap Allah SWT sekarang juga, dan tidak memilih untuk tetap tinggal di dunia ini.
Kemudian mereka pun pulang kembali menuju rumah, dan Rasullullah pun meneruskan tidurnya.
Pagi-pagi sekali ketika akan bangun, Nabi SAW merasakan sakit kepala yang sangat berat, tapi Nabi SAW tetap memaksakan diri untuk memimpin sholat subuh di mesjid.
Dan seperti biasa, Nabi SAW pun berbicara didepan para sahabat dan jamaah subuh pagi itu, dan dari apa yang beliau ungkapkan semuanya mengerti bahwa Nabi SAW sudah mendekati masa akhir hidupnya.
Nabi SAW memuji teman terdekatnya, Abu Bakar, yang mulai meneteskan air mata. Kemudian juga Nabi SAW mengatakan kepada hadirin bahwa mereka tahu bahwa kita semua akan bertemu kembali di syorga.
Walaupun Nabi SAW tahu persis bahwa umatnya akan tetap menyembah Allah, tapi kenikmatan dunia akan sangat besar daya tariknya sehingga Nabi sudah mengungkapkan kekhawatirannya akan hal tersebut, bahwa suatu saat nanti umatnya akan bertarung satu sama lain demi “material semata” dan melupakan hal-hal yang bersifat “spiritual”.
Segera setelah berbicara didepan umatnya, Nabi SAW pun meminta dipindahkan ke kamar salah satu Istrinya, yaitu Aishah.
Hari pun berlalu, namun sakit nya Nabi SAW makin parah, panasnya pun meninggi. Sampai suatu hari, saking beratnya sakitnya, Nabi SAW tidak mampu berjalan menuju mesjid, yang hanya disebelah kamar Aishah.
Nabi SAW pun kemudian menyuruh Aishah untuk mengabarkan kepada Umat nya agar meyuruh Abu Bakar, yaitu bapaknya Aishah sendiri, untuk menjadi Imam pada sholat tersebut.
Semua jamaah sangatlah merasa sedih, karena baru kali ini lah Nabi SAW tidak bisa memimpin Sholat mereka.
Kemudian, ada tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah (8 Juni 632), Nabi SAW mendengar suara orang lagi sholat. Dengan susah payah, Nabi SAW melihat dari pintu dan menyaksikan ABu Bakar menjadi Imam sholat, dan sementara itu jamaah berbaris rapi dibelakangnya.
Nabi pun tersenyum bahagia. Melihat nabi datang, Abu Bakar pun mempersilahkan Nabi untuk memimpin, tapi dengan halus Nabi mempersilahkan Abu bakar untuk terus menjadi Imam.
Nabi SAW pun sholat sambil duduk disebelah ABu Bakar. Segera setelah itu, Nabi SAW pun kembali ke kamar dan merebahkan diri.
Nabi SAW berada dalam kondisi yang kesakitan, sehingga Fatimah, anak perempuannya, menangis sedih.
“Tidak ada lagi kesakitan bagi Bapak mu ini setelah hari ini; Sungguh, kematian telah menghampiri ku. Kita akan semua akan merasakannya” Nabi SAW berkata.
Melihat Nabi SAW berbaring, Aishah, sang istri ingat akan satu hal yang pernah pernah diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu:
“Allah tidak pernah mengambil nabi SAW tanpa memberikan dia pilihan. Dan dia ingat kata terakhir Nabi SAW adalah: “tidak, lebih baik di Syorga yang mulia”.
Mendengan itu, Aishah pun berkata kepada dirinya sendiri: “Oh, Demi Allah, Nabi Muhammad SAW tidak memilih kita”.
Akhirnya Nabi Muhammad SAW pun meninggal dunia.
Mendengar kabar itu, semua jamaah merasa sangat sedih. “Umar tidak percaya dan mengatakan hal tersebut tidak benar”
Abu Bakar pun kemudian berbicara kepada jamaah:
“Semua pujian hanyalalh milik Allah. Hai Manusia, siapapun yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah meninggal dunia. Tapi bagi siapa yang menyembah Allah, Allah hidup dan akan tetap hidup”
Kemudian Abu Bakar membaca Surat Ali Imran Ayat 144 – 145:
Muhammad itu hanyalah seorang Nabi, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Nabi. Apakah jika dia wafat atau dibunuh maka kamu berbalik kebelakang menjadi Murtad? barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala Akhirat, maka akan kami berikan kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memebrikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur”
Setelah itu, kaum muslim pun akhirnya sepakat menyetujui Abu Bakar sebagai pemimpin mereka yang memang sudah dipilih sendiri oleh Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar kemudian menutup pidatonya dengan kata-kata:
“Ikuti saya selama saya mengikuti Allah dan Nabi SAW. Tapi jangan ikuti jika saya menyimpang dari ajaran Allah dan Nabi SAW. Sekarang, mari kita sholat, Allah akan menyayangi mu”
“Dimana Nabi SAW akan dikuburkan?” salah seorang bertanya.
Abu Bakar ingat ketika Nabi SAW pernah berkata: “Nabi mesti dikuburkan di lokasi dimana dia meninggal” yang merupakan terjemahan bebas dari “No prophet dies who is not buried on the spot where he died”.
Demikianlah, Nabi Muhammad SAW pun akhirnya dikubur di tempat dia meninggal, yaitu di kamar Aishah. Kuburan di gali dilantai kamar Aishah, disebelah mesjid.
Tempat inilah yang kemudian dikenal sebagai “Haram Al-Nabawi”
(disadur dari The life of The Prophet Muhammad )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar