Senin, 04 Juli 2011

Epistemologi Ilmu Dalam Islam

            Pembahasan ilmu pengetahuan dalam Islam dapat ditinjau dari dua sisi: ontologi dan epistemologi. Walaupun pembahasan tersebut dalam literatur Islam tidak tersusun secara rapi dan tersendiri, kita dapat menemukan pembahasan tersebut dalam beberapa kajian filsafat seperti pembahasan yang berkaitan dengan non meterialnya ilmu, tingkatan-tingkatan ilmu, terbaginya ilmu ke dalam beberapa bagian, dll.

Kritik Atas Pluralisme Agama

             
Dalam perspektif globalisasi, keterbukaan menjadi syarat untuk memasuki apa yang disebut modernisasi. Stabilitas pun menjadi tujuannya, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk meminimalisir konflik bahkan kalau bisa menghilangkan. Maka pluralisme pun hadir menjadi obat bagi momok globalisasi tersebut.

"Jejak Pengaruh Barat dalam wacana "Pembaharuan" Islam".

          Barat dapat diidentifikasi menjadi dua periode dan paham penting yaitu modernisme dan postmodernisme. Modernisme mengusung pandangan hidup saintifik, sekularisme, rasionalisme, empirisisme, cara befikir dikotomis, pragamatisme, penafian kebenaran metafisis (baca: Agama), dan sebagainya. John Lock, filosof Barat modern menegaskan bahwa liberalisme rasionalisme, persamaan, adalah inti modernisme. Tapi yang menonjol adalah sekularisme, baik bersifat moderat dan ekstrem

Karakter otentik Al-Qur'an

                Arogansi faham rasionalisme, telah lancang menempatkan segala yang bersifat suprarasional ke dalam keranjang sampah. Ia merupakan sarana bagi pandangan hidup sekular (secular worldview) untuk mengalienasi keimanan, sebagaimana yang diutarakan seorang peneliti, Bulend Senay dalam Another Introduction to Islam: